Tangkisan
Rui Patricio atas tendangan Jakub Blaszczykowski pada babak adu pinalti setelah seri 1-1, laga
Portugal versus Polandia (5-3) Jumat (1/7) tersebut memupuskan harapan Polandia
untuk melaju ke semifinal Piala Eropa 2016. Adu Pinalti di Stade Velodrome itu
merupakan kali kedua bagi Polandia setelah sebelumnya, menang (5-3) setelah seri 1-1 atas Swiss
di babak 16 besar.
Ini
kali pertama bagi “tim putih-merah” lolos ke babak perempat final sejak tampil
pertama kali di Euro 2008 yang bertempat di rumahnya sendiri. Sayang, walau
memperlihatkan penampilan menakjubkan selama babak penyisihan grup, bahkan
mampu menahan Jerman dengan skor 0-0, dan hanya kebobolan satu gol, Robert
Lewandowski dan teman-temannya harus mengakui bahwa mereka tidak lebih baik
dari Portugal yang bermain menawan dan memang punya lebih banyak pengalaman
dalam laga internasional.
Pertandingan
pertama babak perempat final tersebut cukup seimbang. Gol pertama pada menit 2’
tersebut diciptakan oleh penyerang asal Bayer Munchen, Robert Lewandowski,
hasil operan dari Kamil Grosicki. Dilansir dari ggintersport.com, gol tersebut
merupakan gol kedua tercepat sepanjang sejarah Euro, setelah Dmitri Kirichencko,
yaitu 68’’ pada Euro 2004. Arkadiusz Milik mencoba menambah skor untuk Polandia
pada menit 22’ namun sayang ditepis oleh Rui Patricio. Pada menit 33’, lewat
operan tipuan dari Nani, pemain usia 18 tahun yang baru saja dibeli Bayer
Munchen itu, Renato Sanches berhasil membobol gawang Lukasz Fabianski dan
menyamakan kedudukan. Kedudukan berakhir seimbang hingga peluit babak pertama
berbunyi.
Pada
babak kedua laga ini, Cristiano Ronaldo dan teman-temannya lebih banyak
menyerang. Hanya 11 menit sejak babak kedua dimulai, Cristiano Ronaldo
menembakkan bola ke gawang tim asahan Adam Nawalka tersebut, namun meleset.
Tendangan tersebut dibalas oleh Arkadusz Milik pada menit 69’ namun, penjaga gawang nomor punggung 1 itu berhasil menangkapnya. Bola bergulir cepat dari sisi lapangan
Portugal ke Polandia dan sebaliknya. Pepe dan Jose Fonte berhasil menembak
tepat ke arah gawang Polandia, namun kiper asal klub Swansea City A.F.C itu,
selalu menangkapnya dengan sempurna. Laga ini terus berlangsung imbang hingga
90 menit dan terpaksa diadakan perpanjangan waktu.
Tidak
banyak yang terjadi dalam dua kali 15 menit tersebut, permainan tetap seimbang,
dengan beberapa percobaan menambah skor dari kedua tim. Kedua tim sepertinya
sudah siap untuk laga pinalti. Dan saat peluit akhir babak perpanjangan waktu
berbunyi, tidak ada yang terkejut. Dengan laga pinalti ini, sesungguhnya tim
asahan Fernando Santos tersebut diuntungkan, melihat, riwayat kiper kedua
Polandia itu yang tidak pernah bergerak ke arah yang benar sepanjang laga adu
pinalti dengan Swiss di babak 16 besar.
Babak
“untung-untungan” pun dimulai. Setelah seri tiga sama, dengan tidak ada satu
pun penjaga gawang yang bergerak ke arah yang benar, tendangan ke empat
Polandia oleh Jakub Blaszczykowski berhasil dibaca oleh Rui Patricio dan juga
berhasil ditepisnya dengan sempurna. Ricardo Quaresma, sebagai algojo terakhir
dari Portugal, melaksanakan tugasnya dengan baik, membobol gawang Lukasz
Fabianski, yang (memang) tidak (pernah) bergerak ke arah yang benar dan membawa Portugal
melaju ke semifinal, menunggu lawan selanjutnya dari kubu kuda hitam, juara
dari laga Belgium versus Wales pada Sabtu (2/7).
Kemenangan
Portugal dalam adu pinalti tersebut menjadikannya negara pertama yang berhasil
lolos ke semifinal dengan tidak pernah bermain “Full-Time” selama babak gugur.
Sebelumnya, dikutip dari mirror.co.uk, dalam wawancara dengan Jose Fonte, dia berkata
bahwa mereka akan menghadapi tim yang sangat sangat tangguh dan itu akan
menjadi pertandingan yang sulit. Dia benar, pertandingan ini seru, tegang, seimbang
dan menghibur, namun, Seleccao das Quinas, kembali dengan warna merahnya dan memenangkan laga tersebut dengan baik.
Bantuan sumber : mirror.co.uk , ggintersport.com , gettyimages.com
Comments
Post a Comment